Jumat, 21 September 2012

ALAT-ALAT METEOROLOGI PERTANIAN


ALAT-ALAT METEOROLOGI PERTANIAN





Oleh:
JULI PURNOMO
H0812090

TUGAS MATA KULIAH AGROKLIMATOLOGI
Ir.Noorhadi,Msi


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012




DAFTAR ISI

1.      HALAMAN JUDUL...............................................................................  i
2.      DAFTAR ISI............................................................................................ ii
3.      Soal..........................................................................................................  1
4.      Jawaban...................................................................................................  2
5.      Definisi dan macam-macam cuaca ekstrim..................................... .......  2
6.      Intensitas curah hujan harian, bulanan, dan tahunan...............................  10
7.      Unsur-unsur cuaca yang diamati.............................................................. 16
8.      Peralatan Meteorologi.............................................................................. 17
9.      Syarat-syarat taman klimatologi............................................................... 40


Soal
1. Jelaskan yang dimaksud cuaca/iklim ekstrim!
2. Jelaskan dengan tabel curah hujan harian, bulanan, dan tahunan!
3. Jelaskan unsur-unsur cuaca yang diamati dan apa alatnya!
4. Jelaskan syarat-syarat taman klimatologi!



















1. Cuaca Ekstrim
a.       Definisi dan macam-macam cuaca ekstrim
Cuaca ekstrim adalah fenomena meteorologi yang ekstrim dalam sejarah (distribusi), khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa manusia.
Pada umumnya cuaca ekstrim didasarkan pada distribusi klimatologi, dimana kejadian ekstrim lebih kecil sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada Lintang tempat, ketinggian, topografi dan kondisi atmosfer.
Berikut merupakan sebagian isi dari peraturan kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika nomor:kep.009 tahun 2010 tentang prosedur standar
operasional pelaksanaan peringatan dini, pelaporan, dan diseminasi informasi cuaca ekstrim:





Analisis cuaca ekstrim terdiri atas:
1)      Analisis sementara, dilakukan untuk mengidentifikasi prilaku gejala meteorologi hasil pengolahan data pada saat kejadian. Disampaikan selambat-lambatnya selama 6 (enam) jam setelah diketahui adanya kejadian di lingkungan UPT dan diluar lingkungan UPT.
2)      Analisis lengkap, dilakukan untuk mengidentifikasi prilaku gejala meteorologi hasil pengolahan data pada saat kejadian dan setelah kejadian. Disampaikan selambat-lambatnya 24 jam setelah adanya kejadian.
3)      Analisis sementara dan analisis lengkap disampaikan kepada:
a)      Stasiun koordinator di wilayah kerjanya.
b)      Balai besar wilayah.
c)      Pusat meteorologi penerbangan dan maritim, untuk kejadian cuaca ekstrim terkait dengan aktifitas penerbangan dan aktifitas kemaritiman.
d)     Pusat meteorologi publik, untuk kejadian cuaca ekstrim yang tidak terkait dengan aktifitas penerbangan dan aktifitas kemaritiman.
Dalam membuat prediksi dan analisis cuaca ekstrim, harus mempertimbangkan unsur:
1)      Fenomena global yang paling sedikit meliputi:
a)      Fenomena el nino / la nina
b)      Fenomena dipole mode.
2)      Fenomena regional yang paling sedikit meliputi:
a)      Fenomena monsoon.
b)      Fenomena madden julian oscillation (mjo).
c)      Suhu muka laut (penambahan uap air).
d)     Posisi/lokasi daerah pusat tekanan rendah atau siklon tropis.
e)      Daerah pembentukan awan aktif (daerah konvergensi).
3)      Fenomena lokal yang paling sedikit meliputi:
a)      Labilitas udara.
b)      Liputan awal hasil pengamatan satelit dan/atau radar.
c)      Kondisi suhu, kelembaban, dan unsur lain yang mendukung pada lokasi terjadinya cuaca ekstrim.
Peringatan dini cuaca ekstrim di darat meliputi:
1)      Angin puting beliung.
2)      Angin kencang.
3)      Hujan lebat.
4)      Hujan lebat yang disertai angin kencang dan/atau petir.
5)      Hujan es.
6)      Jarak mendatar ekstrim, dan/atau
7)      Suhu udara ekstrim.
Peringatan cuaca ekstrim di laut meliputi:
1)      Siklon tropis.
2)      Angin kencang.
3)      Waterspout.
4)      Gelombang laut ekstrim.
5)      Gelombang pasang.
6)      Hujan lebat.
7)      Hujan lebat yang disertai angin dan/atau petir, dan/atau
8)      Jarak pandang mendatar ekstrim.
Batas waktu pembuatan peringatan dini cuaca ekstrim harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1)      Data yang bersumber dari AWS/ARG harus dibuat paling lambat 30 menit sebelum prediksi kejadian.
2)      Data yang bersumber dari citra radar harus dibuat paling lambat 1 (satu) jam sebelum prediksi kejadian.
3)      Data yang bersumber dari citra satelit harus dibuat paling lambat 2 (dua) jam sebelum prediksi kejadian.
Peringatan dini cuaca ekstrim disampaikan melalui:
1)      Layanan pesan singkat.
2)      Telepon.
3)      Faksimili.
4)      Website.
5)      Sarana komunikasi lainya.

Banjir
Hujan lebat 50-100 mm/hari
Tanah longsor
Hujan sangat lebat > 100 mm/hari
Curah hujan > 400 mm/bulan
Prakiraan musim hujan
Kekeringan
Curah hujan dibawah nornal
Gempa bumi
PETA seismitas dan tsunami

            Berikut beberapa gambar dari fenomena cuaca ekstrim:




                                                         

    
            
Tentang Kekeringan:
            Kekeringan adalah merupakan salah satu bencana yang sulit dicegah dan datang berulang. Secara umum pengertian kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah dari kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya kekeringan di suatu daerah bisa menjadi kendala dalam peningkatan produksi pangan di daerah tersebut. Di Indonesia pada setiap musim kemarau hampir selalu terjadi kekeringan pada tanaman pangan dengan intensitas dan luas daerah yang berbeda tiap tahunnya.

Kekeringan merupakan salah satu fenomena yang terjadi sebagai dampak penyimpangan iklim global seperti El Nino dan Osilasi Selatan. Dewasa ini bencana kekeringan semakin sering terjadi bukan saja pada periode tahun-tahun El Nino, tetapi juga pada periode tahun dalam keadaan kondisi normal.
Klasifikasi Kekeringan
a.       Kekeringan Meteorologis
Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada di bawah kondisi normal dalam suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan.
Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis sebagai berikut:
1)      kering : apabila curah hujan antara 70%-80%, dari kondisi normal (curah hujan di bawah normal).
2)      sangat kering : apabila curah hujan antara 50%-70% dari kondisi normal (curah hujan jauh di bawah normal).
3)      amat sangat kering : apabila curah hujan di bawah 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh di bawah normal).

b.      Kekeringan Hidrologis
Kekeringan ini berkaitan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan.
Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut:
1)      kering: apabila debit sungai mencapai periode ulang aliran di bawah periode 5 tahunan.
2)      sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh di bawah periode 25 tahunan.
3)      amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di bawah periode 50 tahunan.

c.        Kekeringan Pertanian
Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis.

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut:
1)      kering : apabila 1/4 daun kering dimulai pada ujung daun (terkena ringan s/d sedang).
2)      sangat kering : apabila 1/4-2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat).
3)      amat sangat kering: apabila seluruh daun kering (puso).
4)       
d.       Kekeringan Sosial Ekonomi
Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari terjadinya kekringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.

e.        Kekeringan Antropogenik
Kekeringan ini terjadi karena ketidaktaatan pada aturan yang disebabkan: kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan sebagai akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air, dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air sebagai akibat dari perbuatan manusia.

Intensitas kekeringan akibat ulah manusia terjadi apabila:

1)      Rawan: apabila penutupan tajuk 40%-50%.
2)      Sangat rawan: apabila penutupan tajuk 20%-40%.
3)      Amat sangat rawan: apabila penutupan tajuk di DAS di bawah 20%.

Contoh terjadinya cuaca ekstrim:

Misalkan pada bulan november 2010 curah hujan sebesar xx mm, disebut ekstrim apabila jika dibandingkan dengan curah hujan rata-rata 30 tahun (1981-2010) selisihnya mencapai 5 persen. Sehingga menimbulkan efek kerugian baik materi ataupun korban jiwa misalkan banjir, longsor, dll.

f.       Mitigasi Cuaca Ekstrim

Untuk tingkat presipitasi tinggi :
1)      Pembangunan waduk atau penampungan air.
2)      Pelestarian kawasan resapan.
3)      Pemindahan pemukiman yang rawan banjir ke dareah tinggi.
Untuk Badai:
1)      Memberikan penyuluhan/pemahaman kepada masyarakat terutama bagi masyarakat di tempat rawan.
2)      Perencanaan evakuasi (jalur evakuasi, tempat evakuasi, pembuatan bunker bila perlu).
3)      Pemberian informasi yang jelas apabila akan ada badai untuk evakuasi dini.
4)      Pembuatan rumah tipe dome yang tahan terhadap badai untuk meminimalisir dampak kerusakan.
Untuk Kekeringan:
1)      Pembuatan waduk yang selanjutnya air simpanannya dapat digunakan sebagai pengairan.
2)      Pembuatan dan pemanfaatan rainwater harvesting di setiap bangunan.
3)      Pembuatan sumur bor yang menghasilkan air tanah sebagai sumber penghidupan selain dari air hujan.
2. Intensitas curah hujan harian, bulanan, dan tahunan.
Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi (Wesli, 2008). Besarnya intensitas curah hujan berbeda-beda tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Intensitas curah hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak luas. Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. (Suroso, 2006)
Metode yang biasa digunakan dalam perhitungan intensitas curah hujan adalah sebagai berikut:
a.       Metode Mononobe
dimana :

I
:
Intensitas curah hujan (mm/jam)

T
:
Lamanya curah hujan / durasi curah hujan (jam)

R24
:
Curah hujan rencana dalam suatu periode ulang, yang nilainya didapat dari tahapan sebelumnya (tahapan analisis frekuensi)
Keterangan :
R24 , dapat diartikan sebagai curah hujan dalam 24 jam (mm/hari)




Contoh kasusnya seperti ini, jika anda ingin mengetahui intensitas curah hujan dari data curah hujan harian selama 5 menit, pengerjaannya adalah sebagai berikut (jika diketahui curah hujan selama satu hari bernilai 56 mm/hari) :
           
           
Ket :
Ubah satuan waktu dari menit menjadi jam. Contoh durasi selama 5 menit menjadi durasi selama 5/60 atau selama 0,833 jam.
Gampang kan bagaimana cara mendapatkan intensitas curah hujan dari curah hujan harian. Sekarang kita masuk ke metode kedua, yaitu :
b.      Metode Van Breen
Berdasarkan penelitian Ir. Van Breen di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, curah hujan terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah curah hujan sebesar 90% dari jumlah curah hujan selama 24 jam (Anonim dalam Melinda, 2007).
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Van Breen adalah sebagai berikut :
           


dimana :
IT
:
Intensitas curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun)
RT
:
Tinggi curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/hari)
Dengan nilai yang sama dengan nilai yang digunakan dalam Metode Mononobe, maka perhitungan intensitas curah hujan dengan Metode Van Breen, menghasilkan nilai sebagai berikut :
           
           
Ternyata nilai intensitas curah hujan selama 5 menit dengan nilai curah hujan harian mencapai 56 mm/hari dengan menggunakan Metode Van Breen, nilainya lebih besar dibandingkan dengan perhitungan intensitas curah hujan menggunakan Metode Mononobe.
Metode ketiga adalah sebagai berikut :
c.       Metode Haspers dan Der Weduwen
Metode ini berasal dari kecenderungan curah hujan harian yang dikelompokkan atas dasar anggapan bahwa curah hujan memiliki distribusi yang simetris dengan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 sampai 24 jam ( Melinda, 2007 )
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Haspers & der Weduwen adalah sebagai berikut :
_

dimana :
I
:
Intensitas curah hujan (mm/jam)
R, Rt
:
Curah hujan menurut Haspers dan Der Weduwen
T
:
Durasi curah hujan (jam)
Xt
:
Curah hujan harian maksimum yang terpilih (mm/hari)
Dengan nilai contoh yang sama, akan tetapi dengan ditambah dengan durasi 60 menit:
Berikut kriteria intensitas curah hujan harian,  bulanan, dan tahunan.
a.       Curah hujan harian
Tabel kriteria intensitas curah hujan harian
Kriteria
mm/jam
mm/hari
hujan ringan
<5
<20
hujan normal/sedang
5-10
20-50
hujan lebat
10-20
50-100
hujan sangat lebat
>20
>100

Pada intensitas curah hujan harian, komponen curah hujan adalah semua hasil tiap menitnya adalah memiliki nilai yang sama. Namun akan beda hasilnya bila kita ik
Dalam pengamatan curah hujan harian, apabila dalam satu hari tidak ada hujan yang turun bisa dipastikan tidak ada air yang tertampung didalam penampungan pada alat ombrometer. Hal ini dikarenakan alat ombrometer hanya memiliki lubang yang sangat kecil. Pada hujan yang lebat atau deras air yang tertampung hanya sedikit atau bisa dikatakan tidak akan pernah bisa memenuhi penampung yang ada pada alat ombrometer. Sedangkan bila tidak ada hujan yang turun, maka bisa dipastikan tidak ada air yang tertampung. Jika seandainya ada hanyalah sedikit dan amat kecil, yaitu hasil dari tetesan embun.
Curah hujan harian adalah curah hujan yang diukur selama 24 jam. Masa 24 jam akan berakhir sesuai dengan tanggal yang tercantum pada waktu. Untuk curah hujan harian dari sumber yang tidak teratur, yaitu mereka yang laporan bulanan atau mingguan, kemudian jumlah hari dimana curah hujan diukur. Sekali lagi periode berakhir pada hari lain.

b.      Curah hujan bulanan
Tabel kriteria intensitas curah hujan bulanan
Kriteria
Mm
Rendah
0 – 100 mm
Menengah
101 – 300 mm
Tinggi
301 – 400 mm
Sangat Tinggi
> 400 mm

Satuan curah hujan adalah milimeter (mm), yang merupakan ketebalan air hujan yang terkumpul dalam tempat pada luasan 1 m2, permukaan yang datar, tidak menguap dan tidak mengalir.
1)      Rata-rata curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
2)      Normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
3)      Standar normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun



c.       Curah hujan tahunan
Tabel kriteria intensitas curah hujan tahunan
No.
Intensitas hujan (mm/th)
Deskripsi
1
0-1500
sangat rendah
2
1500-2000
rendah
3
2000-2500
sedang
4
2500-3000
Tinggi
5
> 3000
sangat tinggi
                   
                    Curah hujan per tahun adalah banyaknya hujan selama setahun. Banyaknya curah hujan biasanya dinyatakan dalam milimeter (mm), apabila di suatu tempat ada curah hujan 1 mm artinya selama hujan banyaknya air hujan yang menggenangi tempat tersebut tingginya 1 mm atau tiap meter persegi terguyur air hujan sebanyak 1 liter.

3. Unsur-unsur cuaca yang diamati:
a.       Penyinaran yang diamati
b.      Suhu udara
c.       Suhu tanah
d.      Curah hujan
e.       Tekanan udara
f.       Kelembaban udara
g.      Angin
h.      Keadaan cuaca
i.        Jumlah macam dan tinggi dasar awan
j.        Penglihatan mendatar




Peralatan Meteorologi:
a.       Radiasi matahari
1)      Aktinograph Bimetal


a)      Alat pengukur/pencatat secara automatis Intensitas   Radiasi Matahari.
b)       Satuan K Cal/cm2 (Langley).
c)      Keterangan : Kertas pias diganti setiap hari. Setiap kotak kecil = 12 kalori, perhitungan total 1 hari dihitung jumlah kotak kecil. Alat ini menggunakan sensor Bimetal.
Actionograph adalah alat meteorology yang digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari sama dengan gun bellani. Actionograph diletakkan dengan ketinggian 100 cm, dengan tiang beton.
Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena radiasi yang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari.
2)     
Campbel Stokes

a)      Pencatat lama penyinaran matahari.
b)      Satuan : Jam/ Prosentase ( % ).
c)       Pias harian. Jenis pias 3 macam :
- Lengkung panjang (11 Okt- 28 Feb).
- Lurus (11 Sep – 10 Okt) (1 Maret – 10 April).
- Lengkung pendek (11 Aprl – 10 Agst)
d)      Bola Kaca dari kaca Masip.
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari. Memiliki tiga pias yaitu pias lurus, pias lengkung pendek dan pias lengkung panjang.
Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya terang.
Pias ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa.
Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3 tipe pias yang digunakan pada alat yang sama:
* Pias waktu matahari di ekuator
* Pias waktu matahari di utara
* Pias waktu matahari di selatan
3)     
GUN BELLANI INTEGRATOR RADIATION



a)      Pencatat Intensitas Cahaya  Matahari.
b)      Satuan  : Calori/Cm2 (Langley).
c)      Intensitas Cahaya Matahari = Selisih pembacaan skala dikalikan konstanta dibagi 21
d)      Cara kerja alat :
Sewaktu memasang alat dipagi hari, alat dibalik dan dikembalikan sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air dalam alat volumenya konstan dan bila terkena cahaya matahari akan menguap dan berkondensasi sehingga air turun kebawah.
Gun bellani digunakan untuk mengukur pemanasan bumi oleh matahari. Semakin besar selisih nya, maka semakin banyak panas yang diserap oleh bumi. Atau digunakan untuk mengukur penguapan permukaan.
Prinsip alat adalah menangkap radiasi pada benda berbentuk bola sensor. Panas yang timbul akan menguapkan zat cair dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung kondensasi. Uap zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam tabung berbentuk buret yang berskala. Banyaknya air kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima oleh sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi hari dibandingkan dengan alat yang pertama hasilnya lebih kasar.

b.      Suhu
1)      PSYCHROMETER STANDAR


Terdiri dari 4 buah thermometer
a)      Thermometer Bola Kering (BK).
b)      Thermometer Bola Basah (BB).
c)      Thermometer Maximum.
d)     Thermometer Minimum.
e)      Piche Evaporimeter.

Fungsi alat Pengukur Suhu Udara dan Kelembaban Udara
      Satuan : Suhu Derajat Celcius, Kelembaban dalam Persen ( %).
a)      Thermometer BK menunjukan suhu udara.
b)      Thermometer BB digunakan mencari kelembaban udara dengan bantuan table.
c)      Thermometer BB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan kain muslin yang selalu basah oleh air murni.
2)     
Thermohygrograph
a)      Fungsi alat       :  Pencatat Suhu udara dan Kelembaban Udara (Nisbi)
b)       Satuan :  Derajat Calcius & Prosentase (%).
c)      Keterangan      :  Pias harian,  atau Mingguan.
d)     Sensor Suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun.
e)      Sensor Kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah. Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.


3)      Termometer tanah
Termometer tanah gundul dan berumput digunakan untuk menyelidiki temperatur/suhu tanah. Suhu tanah terkait dengan perubahan lingkungan dimana tanah berada. Di samping itu pula, perubahan suhu tanah dapat dipengaruhi oleh proses-proses, aktivitas mikroorganisme seperti proses penguraian, fermentasi, pelapukan, perubahan kadar air, kadar udara, jenis mineral, faktor biologi, dan lain-lain perubahan fisik biologi lainnya. Bagian-bagian termometer tanah terdiri atas pipa pelindung (mounting), ujung besi penusuk, penekan tusukan, termometer tahap-1 dan termometer tahap-2.
Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman 50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yang berisi parafin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam tanah sampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca. Adanya parafin memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca di udara. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.





a)      Termometer tanah gundul

-          Fungsi alat :  Pengukur  Suhu tanah Gundul.
-          Satuan       :  Derajat Celcius.
-          Keterangan:  Kedalaman 0 cm, 5 Cm. 10 Cm, 20 Cm, 50 Cm, 100. Benda  kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu tidak berubah. Data suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah.

b)     
Thermometer tanah berumput
       
-          Fungsi alat :  Pengukur  Suhu tanah Berumput.
-          Satuan       :  Derajat Celcius.
-          Keterangan:  Kedalaman 0 cm, 5 Cm. 10 Cm, 20 Cm, 50 Cm, 100 cm. Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm adalah parapin yang
                  Berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu tidak berubah.
                  Data suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan pemupukan tanah.


c.       Tekanan udara
1)      Barometer

a)      Alat untuk mengukur takanan udara.
b)      Satuan Milibar (mb).
c)      Tabung berisi air raksa. Dilengkapi thermometer untuk mengetahui suhu udara dalam ruangan.  Alat ini tidak boleh terkena sinar Matahari dan angin langsung dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat. Tinggi bejana  satu meter dari lantai.  Baca termometer yang menempel pada barometer kemudian stel nonius sehingga menyinggung permukaan air raksa, baca skala barometer.

2)     
Barograph

a)      Alat pencatat tekanan udara secara automatis.
b)      Satuan Milibar.(mb).
c)      Sensor menggunakan tabung hampa udara / kotak logam yang hampa udara yang terbuat dari logam yang sangat lenting. Bila tekanan atmosfer berubah volume kotak berubah. Perubahan volume kotak di hubungkan dengan tangkai pena dan menggores di pias.
d.      Angin
Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller sensor untuk kecepatan angin dan vane/ weather cock sensor untuk arah angin. Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10 meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh 10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang tinggi). Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/ kawat penahan tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Anemometer sendiri terdapat dua tipe secara umum. Tipe tersebut adalah sebagai berikut:
1)       Anemometer dengan tiga atau empat mangkok.
Sensornya terdiri dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan angin. Anemometer tipe “cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu pengamatannya.


2)       Anemometer Termal.
Anemometer ini merupakan satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari sensor ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida tersebut. Kerja nemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan statis dan tekanan kecepatan.
a)     
Anemometer 10m

-          Fungsi alat :  Pencatat Arah dan Kecepatan Angin Sesaat.
-          Satuan       :  Arah Angin  ( 8 mata angin)
-          Kecepatan Angin : Knots.  ( 1 Knots = 1.8 Km/Jam ).
-          Keterangan            :  Yang dimaksud arah angin yaitu  Arah dari mana angin  berhembus.
3)     
Cup Counter Anemometer tinggi 2 meter

a)      Fungsi alat   :  Pengukur  Kecepatan Angin Rata-rata harian.
b)      Satuan      :  Km / Jam.
c)      Keterangan  :  Prinsip kerja seperti garakan Spedometer sepeda motor dalam satuan km/jam.
d)     Kecepatan angin rata-rata harian selisih pembacaan angka dibagi 24 jam.


e.       Curah hujan
Ombrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan di suatu daerah. Ada du atipe ombrometer yaitu :
1)       Ombrometer observatorium
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm dicat aluminium, ada juga yang terbuat dari pipa pralon tingginnya 100 Cm. Penakar hujan biasa terdiri dari :
a)      Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran ) dengan luas 100 cm2.
b)      Bak tempat menampung air hujan.
c)      Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
d)     Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
e)      Gelas ukur penakar hujan untuk luas corong 100 cm2 , dengan skala ukur 0 s/d 25 mm. Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
Cara pengamatan curah hujan:
Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
a)      Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
b)      Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
c)      Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
d)     Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
e)      Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm. menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
f)       Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka dibaca x = 1 mm.
g)      Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
h)      Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
i)        Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
j)        Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik.
2)      Penakar Hujan Otomatis.
Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat mencatat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti gambar terlampir : Prinsip kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka air dalam tabung akankeluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan turun.

1)     
Penakar Hujan ( Ombrometer )
Fungsi alat :  Pengukur Curah Hujan
Satuan                   :  Milimeter ( mm ).
Keterangan            :  * Curah hujan di ukur dengan gelas penakar setiap pagi Jam    07.00WS.
Atau 1 milimeter hujan yang ditakar sama volumenya dengan 10 cc.
2)     
Penakar Hujan Otomatis ( Hellman )
Fungsi alat       :  Pencatat Instensitas Curahhujan / tingkat kelebatannya
Satuan             :  Milimeter ( mm ).
Keterangan      :  - Setiap hari pias diganti (pias Harian atau Pias Mingguan). Hujan dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hujan dengan intensitas ringan  bentuk grafik landai.
                            - Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.

3)  Rain Gauge

Untuk mengukur seberapa banyak jumlah curah hujan yang terjadi dalam suatu waktu diperlukan suatu alat pengukuran. Pluviometer ataupun penakar hujan (rain gauge), merupakan alat yang biasa digunakan dalam hal pengukuran curah hujan.
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa dalam Rain Gauge terdapat gelas/tabung ukur (di gambar ditunjukkan dengan nama Measuring tube) dengan luas corong penakarnya yaitu 200 cm2 atau 400 cm2, dimana gelas/tabung ukur tersebut digunakan untuk menampung air hujan yang masuk ke dalam alat tersebut. Dimana tinggi air hujan yang terdapat dalam gelas ukur tersebut dapat dilihat dari penanda ukuran (dalam gambar : measuring scale).
Selain penakar hujan biasa tersebut, terdapat pula penakar hujan jenis pencatat atau otomatis. Dalam hal ini kita tidak perlu susah-susah untuk mencatat berapa jumlah curah hujan yang terjadi dalam suatu waktu, karena jenis penakar hujan ini akan secara otomatis mencatatnya untuk kita dalam sebuah kertas pias yang telah tergoreskan oleh sebuah pena yang terhubungkan dengan sebuah pelampung dalam rain gauge yang menggerakan naik atau turunnya pena tersebut dalam kertas pias. Penakar hujan otomatis tersebut merupakan penakar hujan jenis sifon.

4) Penakar hujan bendix
Penakar hujan otomatis, prinsip secara menimbang air hujan yang ditampung. Melalui cara mekanis timbangan ini ditransfer ke jarum petunjuk berpena di atas kertas pias.



4)      Penakar hujan Titing siphon

Prinsip alat, air hujan ditampung dalam tabung penampung. Bila penampung penuh, tabung menjadi miring dan siphon mulai bekerja megeluarkan air dari dalam tabung. Setiap pergerakan air dalam tabung penampung tercatat pada pias sama seperti alat penakar hujan otomatis lainnya.
5)      Penakar hujan Tipping Bucket

Prinsip alat, air hujan ditampung pada bejana yang berjungkit. Bila air mengisi bejana penampung yang setara dengan tinggi hujan 0,5 mm akan berjungkit dan air dikeluarkan.

 Terdapat dua buah bejana yang saling bergantian menampung air hujan. Tiap
gerakan bejana berjungkit secara mekanis tercapat pada pias atau menggerakkan counter (penghitung). Jumlah hitungan dikalikan dengan 0,5 mm adalah tinggi hujan yang terjadi. Curah hujan di bawah 0,5 mm tidak tercatat.

Semua alat penakar hujan di atas harus diperhatikan penempatannya di lapangan terbuka bebas dari halangan. Alat yang teliti dengan menempatkan yang salah akan mengukur besaran yang salah pula. Alat yang otomatis, pemeliharaannya harus lebih intensif. Keadaan alat baik yang manual ataupun yang otomatis harus diperiksa dari kebocoran, saluran penampung yang tersumbat kotoran, tinta pena jangan sampai kering dan jam pemutar silinder pias dalam keadaan berjalan dengan baik.
f.       Kelembaban
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alat yang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut higrometer.

1)     
Termohigrograf
Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.

2)     
Psikrometer standar
Alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau radiasi bumi serta hujan.
g.      Instrumen-instrumen lain dalam meteorologi
1)      Authomatic Weather Stasion
a)      Fungsi alat   :  sensor pengukur  suhu udara, kelembaban, tekanan Udara, arah angin, kecepatan angin, curah hujan, penyinaran matahari, suhu tanah.
b)      Satuan       :  Suhu udara =Derajat celcius,Tekanan   = milibar, curah hujan =  Milimeter  (mm). Penyinaran matahari =  Langley, kecepatan angin = Knots, Km/Jam. Arah angin = derajat.
c)      Keterangan            :  dari sensor tersebut data disimpan didata loger dan disambung melalui kabel ke komputer  yang ada diruangan observasi  untuk melihat tampilan alat tersebut.

2)     
Sangkar Meteorologi
a)      Fungsi alat       :  Tempat meletakan peralatan meteorologi.
b)      Satuan             :  -
c)      Keterangan      :  Berventilasi, Double Jalusi  guna untuk mengalirkan udara masuk-keluar. Dicat putih agar memantulkan cahaya (merupakan konversi dari WMO)
Sangkar meteorologi umumnya dipasang di dalam taman alat-alat meteorology. Pemasangan alat-alat meteorologi di dalam sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat-tempat dan waktu yang berbeda dapat dibandingkan satu sama lain.
Selain itu, alat-alat yang terdapat di dalamnya terlindung dari radiasi matahari langsung, hujan, dan debu. Sangkar cuaca dibuat dari kayu yang baik sehingga tahan terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya yang berada 1,2 m di atas permukaan tanah dan ini merupakan aturan standar internasional (SI), sedangkan letaknya paling dekat dua kali (sebaiknya empat kali) tinggi benda yang ada disekitarnya.
Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak atau bergoyang jika angin kencang, selain itu agar tidak mudah di makan rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang. Lubang ini memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara di dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara di luar. Sangkar dipasang dengan pintu membuka menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau sebaliknya.
Alat-alat yang dipasang dalam sangkar meteorologi adalah sebagai berikut :
a)      Thermometer Bola Basah dan Bola Kering
Merupakan thermometer air raksa dalam bejana kaca untuk mengukur suhu udara aktual yang terjadi (thermometer bola kering), tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Adapun thermometer bola basah adalah thermometer yang pada bola air raksa (sensor) dibungkus dengan kain basah agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu suhu yang diperlukan agar uap air di udara dapat berkondensasi. Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering, sedangkan RH (kelembaban udara) didapat dengan perhitungan.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan Psychrometer ialah :
a)      Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer
b)      Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah.
c)      Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain.
d)     Letak bola kering atau bola basah.
e)      Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain.

b)      Thermometer Maximum

Thermometer maximum (air raksa) ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet.
c)     
Thermometer minimum
Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum.
Prinsip kerja thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada di bawah.
Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi bawah (suhu minimum). Untuk mengembalikan posisi indeks ke posisi aktual dapat dilakukan dengan memiringkan/ membalikkan posisi thermometer hingga indek bergerak ke ujung dari alkohol (posisi suhu aktual).
d)      Pichi
Seperti panci penguapan terbuka, alat ini digunakan sebagai pengukur penguapan secara relatif. Maksudnya, alat ini tidak dapat mengukur secara langsung evaporasi ataupun evapotranspirasi yang sesungguhnya terjadi. Hasil pembacaannya sangat tergantung terhadap angin, iklim dan debu.
Pada prinsipnya Piche evaporimeter terdiri dari:
-          Pipa gelas yang panjangnya + 20 Cm dan garis tengahnya + 1,5 Cm. Pada pipa gelas terdapat skala, yang menyatakan volume air dalam Cm3 atau persepuluhnya. Ujung bawah pipa gelas terbuka dan ujung atasnya tertutup dan dilenghkapi dengan tempat menggantungkan alat tersebut.
-          Piringan kertas filter berbentuk bulat. Kertas ini berpori-pori banyak sehingga mudah menyerap air. Kertas filter dipasang pada mulut pipa terbuka.
-          Penjepit logam, yang berbentuk lengkungan seperti lembaran per. Per ujung yang melekat disekeliling pipa dan ujung lainnya berbentuk sama dengan diameter pipa.
-         
Panci Penguapan ( Open Pan Evaporimeter )

Fungsi alat :  Pengukur  Penguapan air langsung
Satuan                   :  Milimeter (mm).                       
Ukuran alat            :   Tinggi Alat 25,4 Cm, diameter alat 120.7 Cm.
Keterangan            :  Alat ini dilengkapi dengan 
                                   1. Thermometer air Six Bellani (Thermometer Apung).
                                   2. Cup Counter anemometer tinggi 05 meter.
                                   3. Alat pengukur tinggi permukaan air ( Hook Gauge ).
Evaporimeter panci terbuka digunakan untuk mengukur evaporasi. Semakin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati penguapan yang sebenarnya terjadi pada permukaan danau, waduk, sungai dan lain-lainnya. Pengukuran evaporasi dengan menggunakan evaporimeter memerlukan perlengkapan sebagai berikut :
-          Panci Bundar Besar.
-          Hook Gauge yaitu suatu alat untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci. Hook Gauge mempunyai bermacam-macam bentuk, sehingga cara pembacaannya berlainan.
-          Still Well ialah bejana terbuat dari logam (kuningan) yang berbentuk silinder dan mempunyai 3 buah kaki.
-          Thermometer air dan thermometer maximum/ minimum • Cup Counter Anemometer.
-          Pondasi/ Alas Pondasi atau alas yang digunakan yaitu papan. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan papan panci penguapan ini akan rata dan tidak berhubungan langsung dengan panas bumi dari tanah.
-          Penakar hujan biasa Penguapan diukur 3x sehari, yaitu pada saat :
• Pukul 7 pagi, alasan diukur pada pukul 7 pagi karena pada saat ini belum terjadi penguapan. Unutk menghitung penguapan harian data yang diambil adalah data pada saat pukul 7 pagi ini.
• Pukul 2 siang, alasan diukur pada pukul 2 siang karena terjadinya pemanasan maksimum adalah saat pukul 2 siang.
• Pukul 6 sore, alasan diukur pada pukul 6 sore karena pada saat itu waktu matahari terbenam. “Rumus penguapan hari ini = pembacaan pukul 5 – pembacaan pukul 7 pagi hari ini + curah hujan yang diukur pada pukul 7 hari berikutnya.
Pada evaporimeter terdapat termometer apung. Thermometer ini merupakan bagian/ kelengkapan dari alat evaporasi panci terbuka. Berfungsi untuk mengetahui suhu permukaan air yang terjadi di permukaan bumi/ tanah. Terdiri dari thermometer maksimum (thermometer air raksa) dan thermometer minimum (thermometer alcohol). Suhu rata-rata air didapat dengan menambahkan suhu makimum dan minimum, kemudian dibagi dua.
Letak thermometer harus terapung tepat di permukaan air, sehingga dilengkapi dengan pelampung dibagian depan dan melakang yang terbuat dari bahan yang tahan air/ karat (biasanya almunium). Setelah dilakukan pembacaan, posisi indek pada thermometer minimum harus dikembalikan ke suhu actual dengan memiringkannya. Sedangkan untuk thermometer maksimum, tinggi air raksa juga dikembalikan pada suhu actual dengan menggunakan magnet.
3)     
HIGH VOLUME AIR SAMPLER (HV. SAMPLER)

a)      Fungsi alat       : pengukur  partikel kecil padat aerosol di udara
                                (debu, carbon dll).
b)      Satuan             : mikrogram / m³.
c)      Keterangan      : di dalam alat terdapat motor penghisap & flow rate Pengukur kecepatan aliran udara masuk. Udara dihisap oleh motor  penghisap melalui celah samping penutup. Banyaknya vol. udara dicatat oleh flow rate. Di dalam alat ini dipasang filter untuk  menampung udara yang masuk. Pengoperasian 24 jam dalam 6 hari. Ambang batas polusi ud. = 260 µgr/m³.
4. Syarat-syarat taman klimatologi
       a.  Stasiun klimatologi
Stasiun klimatologi dalah unit pelaksana teknis BMG.
Tugas :
1)      Melaksanakan pengamatan klimatologi.
2)      Pengumpulan dan penyebaran data.
3)      Penganalisaan dan prakiraan di wilayahnya.
4)      Pelayanan jasa klimatologi dan kualitas udara.
5)      Pengamatan Meterorologi pertanian.
b.     
Taman Alat

Kebutuhan pokok stasiun klimatologi agar mendapatkan data yang benar diperlukan (Sudira, 1999) :
1)      Letak stasiun harus mewakili hubungan tanah, air dan ikum dimana datatersebut diperoleh.
2)      Masing-masing instrumen harus menghasilkan data-data meteorologi yang benar dan alat-alat tersebut tidak mudali rusak dan mudah dipelihara.
3)      Pembacaan alat mudah dilaksanakan dan mudah di catat.
4)      Pengamat cukup tersedia dan terlatih dengan balk serta bertempat tinggal tidak jauh dan stasiun klimatologi demi kelancaran pengamatan.
 
Dalam pengamatan dan pengambilan data klimatologi yang perlu diperhatikan kecuali peralatan, cara pengamatan/pencatatan, waktu pengamatan juga tata gletak/layout alat-alat tersebut sehingga dapat mewakili kondisi fisik lingkungan. Sebuah stasiun klimatologi membutuhkan letak yang cukup luas, terbuka dengan taman alat di tengahnya.
Syarat dasar taman alat yaitu (Anonim,2008):
1)      Berada pada permukaan tanah yang datar dan rata serta tertutup rumput pendek yang sepenuhnya dipelihara. Agar penempatan alat dapat digunakan dengan mudah dan hasilnya  juga akurat apabila ditempat yang strategis.
2)      Sudut pandangan 45 o . Agar jarak pandang sesuai dan tepat sesuai yang diharapkan.
3)      Tidak boleh ditempatkan di atas permukaan tanah yang berbatu atau berpasir atau di tempat dengan kelerengan yang terjal.
4)      Areal di sekitar stasiun agroklimat bebas dari rintangan, pohon-pohon tinggi, gedung-gedung dan jauh dari jalan raya yang akan mempengaruhi hasil pengamatan.
5)      Dekat dengan tempat tinggal pengamat. Agar dapat mengendalikan sewaktu-waktu.
6)      Tempatnya cukup luas dan masing-masing alat tersusun dengan baik sehingga tidak saling menghalangi.
7)      Bila ukuran taman alat 10x10 m maka harus di tempatkan di tengah-tengah ruang terbuka dengan ukuran 50x50 m yang ditanami rumputpendek.
8)      Dipagari kawat setinggi 1,5±2 m, hasil pengamatan dapat mewakilikeadaan iklim seluas mungkin sehingga pangaruh iklim lokal dapatdihindarkan.
Tujuan stasiun klimatologi adalah mendapatkan data klimatologis yang pengukurannya dilakukan secara kontinu dan meliputi periode waktu yang lamapaling sedikit sepuluh tahun. Bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yangdilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin,kelembaban, macam dan tinggi dasar awan, banglas horisontal, durasi penyinaranmatahari dan suhu tanah. Oleh karena itu persyaratan stasiun klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun, dan lingkungan sekitar yang tidak mengalami perubahanagar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Prawirowardoyo, 1996).











DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2012. Cuaca Ekstrim. http://penulisjalanan.wordpress.com/cuaca-ekstrim/ .  Diakses pada tanggal 7 September 2012.
Admin. 2012. Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika nomor : Kep.009 tahun 2010. www.bmkg.go.id/BMKG.../Dokumen_Standar_Operasional_Prosedu..  Diakses pada tanggal 7 September 2012.

Agusra. 2011. Curah hujan. http://artikeldanmakalah-agusra.blogspot.com/2011/06/curah-hujan.html.  Diakses pada tanggal 8 September 2012.

Joni,  A. 2010. ALAT  ALAT AGROKLIMATOLOGI. http://bibirmemble.wordpress.com/category/budidaya-pertanian/agroklimatology/. Diakses pada tanggal 8 September 2012.

Mtnugraha. 2009. METODE INTENSITAS CURAH HUJAN. http://mtnugraha.wordpress.com/2009/04/02/metode-intensitas-curah-hujan/. Diakses pada tanggal 8 September 2012.

R. 2009. Apa yang dimaksud dengan curah hujan per tahun?. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090418060034AAc3heL . Diakses pada tanggal 8 September 2012.

Raharjabayu. 2011. PEMBANGUNAN STASIUN PENGAMATAN HIDROLOGI DAN PEMASANGAN PERALATAN. http://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pembangunan-stasiun-pengamatan-hidrologi-dan-pemasangan-peralatan/. Diakses pada tanggal 2 September 2012.


Virgawati. 2008. STASIUN KLIMATOLOGI. http://virgawati.files.wordpress.com/2008/05/alat2-di-bmg.ppt. Diakses pada tanggal 7 September 2012.